Thursday, January 14, 2010

President Obama to add more troops to Afghanistan

President Obama to add more troops to Afghanistan war effort
By Jim Boren on November 30, 2009 9:01 AM | 70 Comments

Word leaking out of Washington, D.C., has President Barack Obama increasing the troop levels in Afghanistan. Obama will explain his war strategy to Americans on Tuesday during a national broadcast from the U.S. Military Academy at West Point. Obama began telling military, Congressional and foreign leaders of his decision on Sunday.

Here's more from the Associated Press:
He began the rollout on Sunday, the White House said, talking first with Secretary of State Hillary Rodham Clinton by phone and then informing other key administration advisers such as Defense Secretary Robert Gates in an evening Oval Office meeting.


It was at that time, said spokesman Robert Gibbs, that Obama's order for the military to go ahead with the new deployments became official. The goal of the president's revamped approach is to train Afghan security forces to eventually take over from the U.S., and Obama will say Tuesday that he doesn't plan an open-ended U.S. commitment, the spokesman said..

According to the McClatchy Washington Bureau, Obama's Afghanistant proposal will add about 34,000 U.S. troops. There are 68,000 troops in Afghanistan now.

Obama juga menambahkan bahwa Amerika terpaksa untuk menyelesaikan perang ini. Pidato Obama ternyata tidak lebih retorika belaka yang akan membawa korban di pihak Amerika lebih banyak dan tentu saja korban di pihak sipil Afghanistan.

Obama dan para pembantunya ingin memuat promosi yang hebat untuk pembenaran keputusannya menambah pasukan di Afghanistan. Dengan humas yang bagus Obama ingin rakyat Amerika mendukung setiap ketidakbijakan pemerintahannya di Afghanistan. Pemerintah Amerika menggunakan cara apapun untuk membenarkan tindakan bahkan dengan berbohong terhadap warga negaranya sendiri.

Tidak puas dengan dalih Al Qaeda, Amerika juga menggunakan peristiwa penembakan di Fort Hood sebagai aksi serangan teroris. Pelaku penembakan tersebut adalah Mayor Nidal Hasaan yang bekerja sebagai ahli jiwa (psikiater) di Angkatan bersenjata Amerika. Penembakan yang menewaskan 14 orang itu seperti menjadi bahan bakar bagi perang terhadap terorisme.

Ada tuduhan bahwa teroris telah melakukan infiltrasi terhadap angkatan bersenjata Amerika Serikat dengan memasukkan Mayor Nidal. Tuduhan tersebut terkesan mengada-ada karena bukti yang digunakan adalah e-mail. Nidal Hassan dituduh melakukan kontak dengan Syeikh Anwar Al Awlaki yang kini bermukim di Yaman melalui e-mail.

Sebelumnya Anwar Al Awlaki pernah tinggal di Amerika Serikat dan beliau pernah diinterogasi oleh biro penyelidik federal (FBI) namun kemudian dilepaskan karena tidak ada bukti yang memberatkannya.Kalau hanya e-mail saja, anak kecilpun pasti bisa membuatnya dan merekayasanya.

Kedua eksekusi atas John Allen Muhammad, seorang veteran perang Iraq yang telah menembak dan membunuh 10 orang warga Amerika Serikat dengan senjata sniper. Yang anehnya John Allen dinyatakan mati pada pukul 9:11.Patut dicurigai jam kematian John Allen pada pukul 911 sebagai rekayasa agar publik Amerika mengingat kembali apa yang terjadi pada 911. Kedua kasus tersebut sempat membuat warga Muslim AS was-was dengan ancaman terhadap mereka.

Mengapa dua kasus tersebut terjadi menjelang pengumuman pemberangkatan pasukan Amerika Serikat. Padahal kasus seperti itu bisa saja terjadi kapan saja. Bagaimana kalau pelaku penembakan tersebut bukan orang Islam? Tentu peristiwa seperti itu biasa saja dan tidak ada usaha pengkait-kaitan terhadap terorisme.

Propaganda Amerika Serikat seperti diatas tidak berbeda dengan propaganda Nazi Jerman. Sebelum menyerang Polandia, Jerman menuduh bahwa Pasukan Polandia telah menyerang Jerman. Padahal pelaku serangan tersebut adalah orang gila yang didandani dengan seragam Polandia oleh Nazi Jerman.

0 komentar:

Visitors

BUKU TAMU

Pop up my Cbox
Powered by Blogger.

Followers