Sunday, January 1, 2012

Dakwah dan Tantangannya


Tantangan Serius Menyentuh Hati Objek Dakwah
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh,
Menjadi pembahasan yang menarik, bukan suatu yang mendasar yang akan penulis sampaikan dalam kaitannya dengan berkecimpungnya penulis dalam dunia dakwah, adalah dalan strategi dasar dan inovatif dalam ber dakwah ( daa’a-yad’u), mengajak, merekrut dan maintaining. Sebenarnya ada peta strategi sistematis yang akan penulis distribusikan pada beberapa poin dan teori.
Dalam diskusi penyaampaian agama islam, mengajak atau mendakwahkan ajaran yang sudah kita  terima tentang indahnya islam adalah kewajiban setip mu’min, bahkan ada ungkapan yang sering kita dengar “sampaikanlah walau hanya satu ayat” satu ayat disini bisa bermakna memang betul satu ayat dalam al-qur’an atau yang lebih jauh dari itu, ayat: isyarat, kebaikan dari Allah yang memberikan isyarat ilahiah yang justru banyak dari kita tidak bisa menafsirkan dan mengeja akan hal baik tersebut, baik dari al-qur’an dan sunnah karena pemahaman dan keilmuan tidak dimiliki secara keseluruhan oleh masing-masing kita, oleh karena itu diperlukan subjek aktif dakwah untuk memahamkan pada masyarakat luas, akhirnya tidak hanya pada istila dakwah yang sifatnya khosuson pada ranah yang belum muslim menjaadi muslim, namun juga tajdid, yakni yang sudah muslim lebih faham dan menjadi muslim sejati yang faham dan patuh terhadap konsekuensinya.
Berkaitan dengan judul, penulis lebih suka kemudian ketika upaya yang tidak ringan yang kita emban, bukanlah menjadi suatu beban atau sesuatu yang memberatkan, namun jauh lebih baik kita arahkan pada tantangan serius, yang harus kita hadapi dengan sepenuh hati.
Ada teladan yang baik yang perlu saya sampaikan dari teman penulis di masjid, Beliau menjadikan dakwah, bahkan menjadi motto utamanya, “Dakwah sebagai maksud hidup!” beliau juga menggemborkan bahwa dakwah bahkan menjadi tulang punggung agama untuk tegak, kuat dan kokohnya tiang penyangga syiar islam kita. Artinya apa, bahwa halyang menjadi poin dasar dan sangat penting, adalah kembali pada diri pribadi kita masing-masing sebagai orang yang bersiap ataupun sudah berkecimpung dalam dunia dakwah, yang sudah paham sekalipun, yakni kembali pada  komitmen masing-masing kita dalam berdakwah, motif dan motivasi yang kuat harus betul-betul kita cari, kita gali dan kita tanam sehingga menghasilkan buah dari upaya ikhlaskita dalam berdakwah, ya.. komitmen yang kuat. Apa landasan kita? Keutamaan apa  yang akan kita dapat dalam hal ini? Apa konsekuensi baik dan buruk yang akan kita dapat?, mestinya pertanyaan tursebut perlu kita pertimbangkan dan kita cari jawabannya.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung”(Ali imran :104).
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”(Ali imran :110).
Beberapa ayat diatas perlu patutnya kita kaji lebih lanjut, kta maknai tafsirnya sebagai landasan jalan panjang yang akan kita lalui. Teori selanjutnya yang perlu kitaketahui bersama adalah tentang ma’rifah, ilmu tentang mengenal, mengenal siapa kita, siapa objek dakwahkita dan apa yang akan kita sampaikan sebenarnya pada objek yang cakupanya luas ini, artinya sebagai subjek, secara langsung kitamenjadi objek dakwah juga, ka rena pada dasarnya selain apa yang kita dakwahkan pada orang lain mengenai suatu hal baik, maka sekiranya, pun kita mendakwahi diri kitamasing masing, jadi tidak perlu merasa alim dan sempurna dulu untuk mengajak orang lain pada kebaikan, kalau harus menunggu kita melakukan dengan sempurna apa yang akan kita sampaikan pada objek dakwah kita, kemudian kita urung untuk menyampaikannyakarena alasan tersebut, lantas siapa lagi yang akan menyentuh mereka?. Namun, akan menjadi hal yang sangat baik, ketika apa yang kita sampaikan betul-betul sudah kita lakukan.
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”(As-shaff:3)
Teori yang selanjutnya adalah pemahaman dan kapasitas dan kapabilitas kita sebagai penyampai, pemahaman intelektual, kemampuan berfikir dan berbicara, kepribadian dan seterusnya yang tidak kalah penting dalam setiap dakwah atau rekruitment yang tidak hanya bahkan dilakukan oleh umat islam, namun juga umat beragama yang lain, lantas pertanyaannya adalah apa yang membedakan antara dakwah islam dan dakwah lainnya?. Al-Quran menjawabnya dengan gamblang.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui(Al Baqarah: 256).
Tidak ada paksaan sama sekali. Ya, selanjutnya dakwah harus disampaikan dengan berani, percayakan pada diri teman-teman semuanya bahwa apa yang kita sampaikan adalah hal yang baik, kenapa hal yang baik perlu di sembunyi-sembunyikan, justru kalah tenar dengan kemungkaran yang berani dengan terang-terangan menyatakan kemungkaran. Organ tunggal, acara televisi yang bermuatan mungkar contohnya, dan lain-lain. Artinya syiar islam haruslah menjad perhatian penting didalamnya.
Dan yang tidak kalah penting adalah sinergi dari keseluruhan materi-materinya, sinergi menjadi puncak dari semua elemen, mengkolaborasian yang mantap ditambah dengan pendekatan diri dan amalan kita kepada Allah, dengan segala ridho dan izin Beliau, semuanya tidak akan beralan dengan lancar. Akhirnya, urusan memikat atau menarik jamaat adlah urusan Allah apabila yang kita sampaikan adalah ayat-ayatnya. Ditambah usaha ikhlas dari kita maka insyallah jalan dakwah kinta yang tidak mulus-dan lurus-lurus saja ini akan dipermudah oleh-RahmatNya.
Wallahu Alam bissowab.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Al-Wasi’i, 1 Januari 2012


Visitors

BUKU TAMU

Pop up my Cbox
Powered by Blogger.

Followers