Saturday, December 31, 2011

Renungan akhir Tahun


Mari mengeja:
Renungan akhir Tahun

Satu hal yang menggelikan bagi saya adalah ketika temen2 termasuk temen2 yang saya rasa baca tulisan ini adalah ketika gupek, suibuk, dan kawan-kawannya, yang saya rasa melupakan sutu hal yang besar begitu saja. Menganggap perubahan tahun sebagai suatu seremonial, sekedar selebrasi saja, ya.. tahun berganti, lantas apa?. Seharusnya yang perlu kita tanyakan pada diri masing-masing adalah apa yang sudah kita perbuat selama 1 tahun  ini? 12 bulan, 365 hari, 8760 jam, 525600 menit, 31536000 detik!. Hal baik apa yang sudah kita lakukan? Sudahkah ada perubahan dalam lingkungan sekitar kita?, jangan terlalu jauh, sudahkah ada perubahan menuju hal-hal positif dalam bagaimana atau cara kita berfikir dan bereaksi aktif terhadap apa yang menumbuk kita?, masalah-masalah yang kadang kita anggap melebihi masalah?.

Ya... sebenarnya bukan pertanyaan-pertanyaan kosong saja yang saya ajukan pada teman2, yang bahkan susah untuk dijawab, bahkan oleh saya. Mungkin menjelang pergantian tahun banyak sekali tulisan macam apa yang saya tulis ini... namun yang perlu saya tegaskan, tekankan, mohonkan dan harapkan adalah kemauan atau suatu azam atau semangat yang halus dan tulus untuk serius mau berubah ke jalan yang lebih baik, mumpung ada momentum!, karena terkadang sebagian dari kita perlu momentum untuk berubah, perlu pacar atau apa gitu yang baru, baru mau berubah, itu baru mau aja lho, belum jelas di aplikasikan atau tidak, atau justru setelah yang disyaratkan suatu hal sebagai tumbal untuk di kultuskan untuk berubahnya kita, mengeluhkan yang lain yang jika tidak ada ternyata tidak mendukung proses berubahnya kita. Artinya, kesimpulannya, kita hanya mencari-cari alasan bagi diri kita sendiri, aduuuh.. .aneh kadang kita ini,, kadang kita ini selalu merasa tidak puas atau mengeluhkan keadaan yang ujung2nya dijadikan sebagai alasan untuk membenarkan sesuatu yang kadang salah. 2011 deh gue berubah, 2011 deh gue coba  belajar solat, 2011 deh gue rajin sholat, e..   udah di penghujung tahun, duh 2012 aja deh yang tadi itu,..2012 udahan, lah 2013 lah, dst dst, alasan macam apa ini! Coba sih di ganti, makan deh gue, ntar jam 7, ah baru jam 7 ntar malem aja dah, ah, udah malem, besok aja dah, ah masih pagi, ntar siang aja dh, dst dst. Berani g lo?. Nah mestinya logkanya harus begini kita dalam berprinsip. Idealis itu kadang diperlukan lho.

Kita ini jarang paus, eh puas, contohnya tadi saya, beli kaki katak(yeee... ngidam2 udah sejak sma baru kelakon sekarang, alhamdulillah), masih aja belum puas, duh, kacamatanya jelek, duh, celananya kurang sip dst dst, atau kadang ketika makan, menjanjikan yah, setelah makan bakso berhenti makan deh(diet project maksudnye.. J), e.. dateng nasgor kita masih icip2, dateng gorengan kita nambah, yang jadi kambing hitam justru kedatangan mereka mereka ini... hhuu,, kasian si nasgor, bakso dan gorengan ini di salah-salahin kok ndadak dateng menggoda kita.. hadeh2...

Tadi saya mencari data dari teman2 sekelas, untuk menyarankan tempat yang cucok untuk merayakan tahun baru, dan hasilnya sayang sekali tidak ada satu pun yang menyarankan untuk pergi ke masjid, bahkan ketika cakupannya sudah mencakup lingkup yang lebih banyak secara kuantitas cakupannya, hasilnya juga nihil.
lumayan kan MABIT (malam bina islam dan taqwa) setahun, ngaji, upgrade ilmu agama setahun,hheee..  J. Saya justru memberikan apresiasi pada temen2 ADK yang justru walaupun tidak banyak, masih sadar, dimana banyak orang2 di luar sana tersesat dalam kubangan pragmatisme yang menyesatkan dan menghanyutkan. Bayangkan! ketika justru apa yang kita lakukan tidak berorientasi pada apa dan siapa yang memberi kita semua hidup.

Satu hal yang saya gelikan lagi adalah sifat hedonisme dan konsumerisme yang sangat parah dan bodoh berkaitan dengan hura-huranya sebagian dari kita ketika tahun baru menjelang, hal ini menjadi aneh bagi saya, ketika kadang kita berpikir hal tersebut adalah hal yang sangat sepele, justru dari yang sangat sepele itu kadang kita lupa akan hikmahnya.. pikirkan dan bayangkan seandainnya 1 kembang api standar yang hanya 5 kali meletup seharga kurang lebih 50 ribu rupiah yang satu keluarga bisa lebih dari dua artinya setiap anggota keluarga bisa beli satu, coba kita alihkan anggaran tersebut untuk hal yang lebih bermanfaat yakni di sumbangkan mungkin ke lembaga amal kek...

Pasti ada saja alasan untuk memblok semua anjuran n logika dari saya, “hey, satu tahun sekali,.. kapan lagi hura2, kapan lagi mbakar kembang api, mbakar duit, foya-foya, hidup Cuma sekali!.”.. boy... kalau semua orang di dunia ini berfikir seperti itu, kacau lah sudah semuanya, budaya yang buruk dan dipaksakan diteruskan dengan argumentasi yang lemah, mari coba kita balik pernyataannya, kapan lagi, sekali2 tahun baru setahun sekali tidak membakar kembang api, sekali-sekali tinggal menikmati, tanpa perlu repot menyalakan,  resikonya besar, kan kadang berbahaya. Dan kita alokasikan dana yang cukup besar itu untuk hal yang lebih baik. Kadang justru untuk merasa merasakan derita saudara2 kita yang bahkan di tahun baru masih susah untuk makan malam, justru sedih ditengah gemerlap kembang api, karena sarapan pagi belum pasti menanti.

Coba teman2 lihat faktanya, berapa triliun dana yang dikeluarkan untuk merayakan  tahun baru di satu negara, sedunia ini, dan coba kita satukan dana tersebut untuk membantu saudara2 kita yang kurang beruntung, saya rasa akan sangat membantu... betul tidak?.
Selanjutnya terompet, aiiih kenapa sih teman kalian satu ini sering protes... “kenapa juga sih tahun baru harus identik dengan terompet, bukannya saya tidak suka, tapi sebagai muslim alangkah baiknya, daripada ribut dan meributkan atau menyesakkan gendang2 telinga kita untuk suara terompet yang menyesakkan, mending diganti dengan membaca al-qur’an, menghayatinya, kapan lagi kan, baca al-qur’an setahun.   Hhohohohoho..

 Wallahu alam bissowaab




31 Desember 2011 pukul  21.00 WIBL

Friday, December 23, 2011

fotosintesis dan respirasi berdasarkan al-qur'an


Mengorek2 kembali memoriotak yang terbarukan lagi setelah menonton debat yang menakjubkan dengan judul “Quran vs Injil” tempo hari,penuis cukup terheran2 dengan vidoe yang durasinya sangat lama bahkan dipotong hingga 26 part antara penyampaian dan koreksi dari alqur’an dan injil dilihat dari penalaran sains dan teknologi modern.
Sangat menakjubkan, diawali penjelasan Dr. William Campbell yang penulis sendiri rajin baca bukunya, karena sebagai bahan rujukan mata kuliah Biologi yang penulis  belajar disana.
Beliau menyampaikan beberapa kelemahan al-quran berdasarkan pemahamannnya, tentang embriologi, astronomi, tentang geologi, enguapn dst dst.,,  dan semuanya di libas habis oleh penjelasan selanjutnya oleh Dr. Zakir Nite (maafapabila banyak kesalahan penulisan). Yang jelas disana di paparkan semuanya (akhirnya Cuma bisa bilang, “nonton geh!” ) haahaha.. .
Hal ini sehubungan dengan aa yang sedang penulis bahasa dalam mata kuliah, suatu ayat yang menjelaskan tentang respirasi dan ftosintesis, Ali Imran :27. Menkajubkan. Beriut saya smpaikan pengantarnya :
Respirasi sel merupakan proses pengubahan senyawa anorganik
menjadi senyawa organik yang terjadi di oraganela sel tepatnya di mitokondria.
Respirasi sel dibagi menjadi dua bagian, yakni ada yang menggunakan oksigen
yang sering dikenal dengan istilah respirasi aerob dan respirasi yang tidak
menggunakan oksigen yang sering dikenal dengan istilah respirasi anaerob.
Terkait dengan QS. Ali Imran (3) Ayat 27 Allah SWT. tidak secara
lansung mengatakan bahwa pada ayat tersebut berkaitan dengan proses
fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau dan respirasi sel yang terjadi
 pada makhluk hidup. Tetapi hal ini berdasarkan analisa dari penulis.
Sesuai dengan QS. Ali Imran (3) Ayat 27, Allah SWT. telah
menjelaskan bahwa Dia telah mengeluarkan sesuatu yang hidup dari yang mati,
dan sesuatu yang mati berasal dari yang hidup. Sesuai dengan hal tersebut,
 penulis menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah SWT. yang menciptakan
 zat
anorganik dari zat organik
dan sebaliknya Allah SWT. menciptakan
 zat
organik dari zat anorganik,
sedangkan proses pengubahan senyawa anorganik
menjadi senyawa organik sering dikenal dengan istilah fotosintesis, dan
 pengubahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik disebut respirasi
sel.
Dengan adanya proses fotosintesis menyebabkan seluruh makhluk
hidup di muka bumi ini bisa hidup. Kita tidak bisa membayangkan apa yang
akan terjadi apabila proses fotosintesis tidak diciptakan oleh Allah SWT., maka
tentu akan menyebabkan tidak akan ada makhluk hidup di muka bumi ini.
 Key Word: QS. Ali Imran (3): 27, Fotosintesis, Respirasi  




CERPEN HARI IBU


Sepeda Roda Tiga

Senja mununduk keemasan, entah bagaimana kata kata ini sungguh sangat kelu untuk diucap, indah tapi penuh paradoks, terbelenggu dengan kenikmaatan yang tampak, sedangkan sisanya, hanya luka.
Malam mulai menjelang ketika bayang bayang nisan mulai jatuh diatas pelataran pemakaman pejuang katulistiwa, diatas altar-Panggung penghormatan di bagian selatan rapat teratur gundukan-gundukan rendah yang berbaris rapi. Ah, mereka ini, baik hidup atau sudah mati, selalu menjadi sesuatu yang mengesankan. Dulu pagar betis perjuangan sekarang sudah luntur dikalang tanah. Tapi aura dan kesakralan masih membujur membelah udara malam diatas makam ini, pepohonan minim, hanya di sisi-sisinya, sedangkan sisanya? Macam lapangan upacara saja. Gersang. Kecuali dengan hijau meletup-letup sisa perjuangan mereka yang terbawa ke liang lahat.
Aku memeluk ibu dalam tidur malam yang dingin itu, dibawah gubuk disudut makam. Dalam kamus kota berteluk ini, kosa kata ibu menjadi suatu hal yang langka, aneh bahkan, apalagi mengingat apa yang selama ini dunia dan aku lakukan dalam percumbuan takdir, aku dan ibu adalah dua manusia yang terlihat hidup atau terkesan terpaksa hidup diantara pusara-pusara dingin itu, hiduppun enggan namun mati menjadi pantangan. Tapi hal itu tidak pada ibu, sejak tiga belas tahun yang lalu mengandungku tanpa seorangpun sentuhan lelaki , bapakku dibui, lama menjadi preman dan hampir mati dikroyok manusia se-pasar. Kalaupun ada sentuhan maka tidak lain oleh tiga preman malam itu, cerita yang justru tidak pernah diceritakan ibu, belakangan ini aku mengorek informasi dari sesepuh kompleks. Yang sampai sekarang menjadi dendam tersendiri jauh di kubangan hatiku. Malam itu gerimis dan gelap. Ya, betul betul gelap.
Sepulang menjenguk ayah dibui yang justru sekarang dia melenggang entah kemana, ibu dan aku yang masih dalam perut buncitnya diburu segerombolan preman setelah turun dari bis, terminal begitu lengang malam itu, tak ayal ibu terpaksa melarikan diri hingga akhirnya singgah diselamatkan nisan-nisan pahlawan itu. Masuk menyelinap lewat sisi tembok dan masuk kedalamnya.
Tapi urusan tidak selesai sampai disitu kawan, ibu yang sudah sebatangkara sejak lahir harus menanggung berkilometer sisa perjalanan cerita hidupnya selanjutnya. Melahirkan aku.
***
Ibu marah besar sore  ini. Gawat binti kacau. Entah bagaimana ibu bisa tau sudah seminggu ini aku ngamen. Berbekal tutup botol seng yang kupipihkan, aku melenggang dari lampu merah ke lampu merah bahkan sampai menyambangi kampus disudut kota. Demi sepeda roda tiga yang kulihat di bariskan di salah satu toko sudut pasar dan selama itu aku idamkan.
“Nak, Ibu kan sudah bilang, adek gak usah ikut kerja, cukup ibu saja yang kerja”
Aku memeluk lulut. Disudutkan di ujung ranjang oleh rasa bersalah kanak-kanakku ini.
“Adek sekolah aja yang pinter, gak usah mikir biaya.” ibu mulai angkat bicara setelah mereda. Meninggalkan PR mencuci dari rumah-rumah tetangga.
“Bah, bagaimana aku tidak memikirkan biaya, sebagai seorang lelaki yang entah dari siapa di ajari soal harga diri seorang lelaki, aku tidak bisa tinggal diam, apalagi dengan cita-cita mengayuh sepeda roda tiga. Idamanku.” Pikirku.
Terkadang terasa aneh hidup bertetangga dengan lingkungan kota sepadat ini. Rumah kami adalah makam pahlawan ini yang mengkilap dengan cat tembok yang baru ketika Agustus menjelang. Atau ketika malam hari, makam yang semerbak bunga akan membumbung ke angkasa, bertahan hingga besok pagi ketika nyamuk-nyamuk kembali bertamu ke gubuk kami. Menemukan kami yang sepertinya  terseog-seog diantara puing-puing etalase megah yang kian membuat sesak pemandangan kota berteluk ini.
Aku kembali ke jalan. Entahlah. Bayangan sepeda roda tiga itu kukayuh di antara jalan-jalan kecil makam kembali membayang. Aku, bandel. Kembali turun ke jalan demi sepeda roda tiga yang memanggil-manggil.
Waktu seolah berputar begitu mudah dalam anganku, namun tidak sederhana itu, aku melenggang menjemput sepeda roda tiga itu dalam semak ilalang sukmaku jauh dari pikiran bahwa hal yang kulakukan akan berbuah pahit.
Dunia terasa begitu kejam se-jam yang akan datang detik-detik perubahan kenikmatan begitu cepat nian berlalu. Antara detik ke detik perubahan itu hampir tidak pernah ada jeda yang sempat aku gunakan untuk menyesalinya. Lampu Hijau sudah berganti kuning, kemudian merah dan masih ada mobil yang memaksakan melintasi halauan lampu merah. Aku masih sibuk me nggemerincngkan tutup botol seng itu dalam syair lagu.
Aku ambruk bersama kaki-kaki mungilku. Dingin. Hanya dingin, betul-betul tak terasa. Beberapa menit kemudian orang-orang di sekeliling perempatan jalan berkerumun menontonku. Sudah macam layar tancap saja.
***
Tak lama, lampu terlampau terang membangunkanku dari mimpi burukku, namun mimpi itu demikian meyakinkanku. Terlalu nyata untuk dikatakan sebagai mimpi. Kaki kananku meninggalkan pangkalnya, pergi sudah mengacuhkanku. Dokter yang bukan Tuhan tak sanggup menyelamatkan kaki ini. Aku hanya meringis dalam sesal untuk kesekian kalinya melihat bayang-bayang ibu yang tersesat dalam pandanganku. Melihatnya menangis adalah suatu dosa besar yang mengiris iris hati ini. Tatapannya nanar sasar di kakiku. Sesegukan menahan semuanya keluar, namun sia-sia. Ia tak sanggup menahannya.
Pandangan ku masih terlalu kabur ketika seminggu kemudian sudah kembali menapak rumah tercinta. Pemakaman terhormat yang bahkan sedikit orang yang hanya boleh berkunjung. Sepeda roda tiga entah turun dari langit keberapa sudah berdiri di depan ruang kamarku. dan aku hanya terdiam terduduk diatas dipan yang menggantungkan sebelah kakiku yang hilang. Merenungkan kembali begitu cepatnya semua ini terjadi. 
Besoknya, sepedah roda tiga itu yang bergantian meninggalkanku. Untuk membayar begitu banyak biaya rumah sakit yang bahkan menghabiskan simpanan emas dan seluruh perabotan rumah yang sama sekali tidak bisa dikatakan mewah. Semuanya dijual untuk menutup biaya rumah sakit.
Aku lari memeluk ibu, sekali lagi meyakinkan apakah yang susah payah diperjuangkan ibu lewat kerja yang semakin dinaikkan intensitasnya, sepeda yang selama ini menghias mimpi ku--sekaligus menghancurkan mimpi dan kaki kananku. Sorot mata ibu terlalu tajam. Aku tidak sempat menerjemahkannya dalam bentuk lain. Ibu sudah melenggang melangkahi gerbang makam. Hatiku sakit tak terdefinisikan. Entah bagaimana rasanya ingin melepas semua tongkat pembantu berjalanku ini dan kemudian berlari mengejar ibu. Tapi rasa bersalahku menghentikanku.
Sejak saat itu aku berjanji. Apapun yang ditanyakan guruku kelak tentang pahlawan, maka akan kupastikan aku adalah orang yang pertama mengangkat tangan dan berteriak lantang.
“Pak guru! Pahlawan yang paling hebat dalam hidup saya hari ini dan esok hanyalah ibu saya!”
Aku tidak akan menentang dan mengacuhkan pintanya, menyayangnya sebagaimana ia menyayangku sewaktu kecil. Bersumpah dengan saksi nisan-nisan dingin ini demi menebus dosa ini pada ibu. Sungguh jika hal ini tidak kulakukan, aku adalah orang yang paling merugi hari itu.

Fauzisar El-Lambunjiy (Ave Suakanila Fauzisar, P. Biologi 2011 A)
20 Desember 2011


Ability of pretending



Yap, asyik banget ngomongin masalah eh bukan masalah ding tabi subjek ini,..  bener banget.. ability to pretending tobe.. kemampuan meniru atau berpura pura menjadi, adalah suatu ab ilty yang cukup penting dimiliki setiap pribadi yang mendambakan sukses yang  sampe2  nonton mario teguh  tiap hari.
Kemampuan  ini diperlukan untuk menjadi apa yang di to be/ wanna be –kan..  hal ini adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk menjadi seseorang pribadi yang kita inginkan.
Mau jadi pengusaha atau pribadi yang termotivasi dengan sendirinya? Ya berpura2lah menjadi pribadi yang anda dambakan bahkan setiap detik dalam kehidupan sehari2 anda. Kata orang : “bisa karena biasa” memang bukan omong doan aja.. memang karena membiasakan, termasuk berpura-pura pada diri sendiri menjadi pribadi apa yang anda dambakan adalah suatu cara untuk menentukan  atau memunculkan  karakter  kuat dalam diri anda,..
Misalanya saya, saya  selalu berpura2 memiliki kakak yang say munculkan dalam diri saya yang selalu guiding n memberi saran  ketika saya stuck  dalam kondisi yang sulit, jadi hal itu membantu saya untuk berfikir masak dalam memecahkan masalah, karena saya diberi waktu untuk berfikir dam meminta saran pada kakak yang saya buat sendiri dalam diri saya, terus  terang, saya memang merindukan hadirnya kakak dalam kehidupan saya.. jadi, keep pretending....!!!

Sunday, December 11, 2011

Cinta Berkubang



Terakhir,
Terjerembab adalah hal yang paling kubenci
sampai akhir dunia ini
Apalagi di kubangan sendiri

Dan waktu menyembuhkan segalanya
Aku tiada beda dengan anak kerbau yang
detik ke detik makin menikmati acara berkubang
Dan mulai menanamkaan panji panji
“aku cinta berkubang”.

Kini tak ubahnya kubangan itu sendiri
Kulitku
berselimut lumpur yang dulu sangat ku benci
Tapi justru itulah yang memerangi
nyamuk-nyamuk nestapa lara
Yang menanam duri di sekeliling ilalang sukmaku
Aku betul. Berkubang sangat nikmat

Fauzisar el Lambunjiy
5 Desember 2011
Al-wasi’i

Sunday, November 20, 2011

MENGENAL STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL AWAL CALON PENDIDIK PROFESIONA

MENGENAL STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
SEBAGAI MODAL AWAL CALON PENDIDIK PROFESIONAL


Disusun Oleh:

Ahmad Efendi 1113024001
Ani Sulistiani 1113024002
Ardi Nova Irawan 1113024003
Ave Suakanila F 1113024007
Chintia Monalia 1113024009
Fitriana 1113024017
Galuh Septiara Sywi 1113024023
Herlinda Oktarina 1113024025



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MIPA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PENULISAN
Adanya otonomi daerah / desentralisasi menimbulkan penyelenggaraan pendidikan yang memiliki tujuan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum yang sesuai dengan keadaan ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan nasional. Standar nasional pendidikan ada delapan butir, yaitu sebagai berikut :
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar tenaga kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan

Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidik yaitu Standar Nasional Pendidikan secara keseluruhan.

Hal ini menjadi penting untuk diketahui dan dikenal oleh calon pendidik yang nantinya akan langsung bersentuhan dengan hal-hal yang berbau pendidikan dan pengelolaannya baik dari segi riil maupun yang non riil. Faktanya bahwa banyak diantara guru-guru atau tenaga pendidik saat ini yang kurang paham menegenai apa itu Itu Standar Nasional Pendidikan? Apa fungsi dan peranannya dalam bingkai Pendidikan Indonesia, Aplikasinya dalam proses pemajuan kualitas pendidikan di Indonesia, dan seterusnya. Ketika poin-poin diatas menjadi suatu yang masih sulit untuk dijawab, apalagi pemahaman seorang pendidik mengenai bagaimana mulanya Standar itu di buat, dari segi historis, pemaknaan lebih mendalam dan rinci, dan seterusnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (diklat/bimtek) KTSP serta dan supervisi keterlaksanaan KTSP yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA menemukan bahwa KTSP yang disusun oleh sekolah belum berdasar pada hasil analisis terhadap standar nasional pendidikan secara menyeluruh.

Temuan ini didukung pula dengan pernyataan dari sebagian besar guru yang menyatakan bahwa mereka belum memahami esensi SNP dan hubungan antar satu standar dengan standar lainnya, dan salah satu penyebab dari munculnya masalah tersebut karena belum ada pedoman/panduan yang dapat digunakan oleh sekolah dalam melakukan analisis SNP dan lebih dalam lagi SKL khususnya dalam penyusunan KTSP.

Jadi sebenarnya upaya pemerintah menyetandarkan semua unsur dalampendidikan dalam setiap lingkup satuan pendidikan dari atas kebawah atau sebaliknya sebenarnya memiliki kerangkaa yang baik, tinggal bagaimana memahamkan pada elemen-elemen yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan proses tersebut guna mencapai peendidikan bangsa yang lebih baik.

II. TUJUAN PENULISAN
Selain dalam rangka memenuhi tanggung jawab penulis akan tugas kelompok pada Mata Kuliah Dasar-dasar Pendidikan, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memahami dan juga mengenalkan tentang manfaat calon guru mempelajari Standar Nasional Pendidikan yang menjadi pedoman kualitas dan mutu pendidikan demi menuju pendidikan bangsa yang terstandarkan. Yang memuat tentang apa dan bagaimana seharusnya proses, pra proses dan segala unsur dalam pendidikan salaing terkait dan membutuhkan satu sama lain, serta hubungannya dengan proses belajar peserta didik dan tugas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sehingga setelah kita memahami hasil pengenalan dan pembahasan kita tersebut, kedepannya akan ada langkah-langkah yang lebih mengejutkan lagi demi kemajuan ilmu pendidikan nasional. Berharap akan ada suatu perubahan kecil, paling tidak dari cara berfikir kita mengenai bagaiman kita menanggapi gejala-gejala pendidikan dewasa ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Standar Nasional Pendidikan
Kehadiran  Peraturan Pemerintah No. 19  tahun 2005  tentang Standar Nasional Pendidikan  dapat dipandang sebagai  tonggak penting untuk menuju pendidikan nasional  yang terstandarkan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dikatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan lingkup terdiri 8 standar, yaitu:  (1)  standar isi;  (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan  (8) standar penilaian pendidikan.

Dilihat dari fungsi dan tujuannya,  Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, dan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Dalam Peraturan Pemerintah  ini terdapat pasal-pasal yang mengamanatkan perlunya dibuat Peraturan Menteri sebagai penjabaran lebih lanjut  dari delapan standar penddikan dimaksud. Hingga akhir tahun 2009 pemerintah melalui Mendiknas (era kepemimpinan Bambang Sudibyo) telah berhasil menerbitkan sejumlah PERMENDIKNAS yang dijadikan sebagai payung hukum bagi penyelenggaraan pendidikan.
Tulisan ini tidak bermaksud menganalisis secara detail  isi yang terkandung dari setiap peraturan yang ada, tetapi  kami sebagai penulis hanya ingin menggambarkan  secara garis besarnya keterkaitan dan interdependensi kedelapan standar pendidikan, khususnya dalam konteks sekolah, karena kedelapan lingkup  standar pendidikan ini pada dasarnya tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi merupakan sebuah rangkaian yang utuh dan  saling terkait.

Melihat gambar di atas, dari kedelapan lingkup standar pendidikan,  Standar Kompetensi Lulusan (I) seyogyanya dapat dijadikan sebagai  titik sentral sekaligus inti dari seluruh standar pendidikan yang ada. Dengan demikian, segenap aktivitas pendidikan dari standar pendidikan lainnya harus tertuju pada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan, terdapat wilayah yang bersentuhan langsung yang berada pada aras A, yaitu: Standar Pendidik (II.a), Standar Isi (III);  Standar Proses (IV); dan  Standar Penilaian (V). Pada aras A ini, yang menjadi komponen terpenting adalah Standar Pendidik. Melalui pendidik yang terstandarkan diharapkan dapat menjalankan komponen-komponen yang berada pada aras A secara standar.
Aras A tidak akan berputar dengan baik apabila tidak ditopang oleh komponen-komponen yang berada  pada aras B, yaitu: Standar Kepala Sekolah (II.b), dan Standar Tenaga Kependidikan (II.c), Standar Pengelolaan (VI), Standar Sarana dan Prasarana (VII) dan Standar Pembiayaan (VIII). Dari berbagai komponen yang berada pada aras B, saya melihat tumpuan harapan terletak pada Standar Kepala Sekolah  Melalui Kepala Sekolah yang terstandarkan  diharapkan dapat menjalankan komponen-komponen yang berada pada aras B dan juga aras A, sehingga pada akhirnya dapat berdampak pula pada bergeraknya inti  pendidikan yakni pencapaian SKL.

Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang ada pada penerapan adn penyerapan oleh komponen pendidikan di daerah-daerah, Dengan hadirnya Standar Nasional pendidikan bisa dipandang telah berhasil meletakkan dasar-dasar bagi upaya standarisasi pendidikan nasional. 
ISI DAN PEMBAHASAN SINGKAT
Bagi seorang guru yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi pendidikan. Mengabaikan aspek-aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Manfaat penting mempelajari psikologi pendidikan adalah Standar Kompetensi Lulusan
Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar Isi
~ Kerangka dasardan struktur kurikulum.
~ Beban belajar.
~ Kurikulum tingkat satuan pendidikan.
~ Kalender pendidikan / akademik

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Standar Proses
Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Standar Sarana dan Prasarana
Persyaratan minimal tentang sarana :
Perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, BHP.
b. Persyaratan minimal tentang prasarana
R. kelas, R. pimpinan satuan pendidikan, R. pendidik, R. tata usaha, R. perpustakaan, R. laboratorium, R. bengkel kerja, R. unit produksi, R. kantin, instalasi dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi.

6. Standar Pembiayaan (Biaya Investasi, Biaya Personal, Biaya Operasi)
a. Persyaratan minimal tentang biaya investasi :
Meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
Persyaratan minimal tentang biaya personal :
Meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Persyaratan minimal tentang biaya operasi meliputi :
~ gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,
~ bahan atau peralatan pendidik habis pakai, dan
~ biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, ir, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan oleh Satuan Pendidikan, Pemda, dan Pemerintah.
Dikdasmen :
Menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.



Dikti :
Menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian
Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan merupakan standar nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1);

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat :
(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Hubungan pemahaman Standar Nasional Pendidikan dengan tugas yang dilakukan oleh guru sangat berkaitan. Upaya pemerintah dalam proses pendidikan menitik beratkan konsentrasinya dalam  persoalan belajar, sistem dan lingkungan sekolah yang sudah diatur pemerintah, yakni persoalan-persoalan yang erat kaitannya dengan peserta didik. Sedangkan peranan seorang guru yakni bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya untuk dimasukkan dalam suatu sistem yang diciptakan supaya nantinya ada kemajuan positif lewat sistem yang tertata rapih berdasarkan pengetahuan dan aplikasinya yang bertangung jawab. Karena itu pengetahuan tentang Standar Nasional Pendidikan harus dipahami oleh calon pendidik dalam proses pendidikan, karena hal iniisangat perlu dan penting bagi setiap pendidik guna bekalnya nanti terjun di atmosfer pendidikan.


II. SARAN

Guru pada dasarnya memang diwajibakan untuk mengetahui dan mengenal secara menyeluruh kondisi medan tempur dan bagaimana kondisi da keadaannya yang nantinya juga akan dihadapinya. Jadi sebenarnya bukan sesuatu yang besifat fundamental layaknya hukum yang menyesuaikan aplikan atau pelaksanya di lapangan. Tetapi nantinya pendidik harus mampu memilah dan menentukan mana bagian dari satandar yang sudah di bukukan oleh pemerintah , mendapatkan bimbiyang menjadi pendorong juga uung tombak proses pembelajaran dan pendidikan yang nantinya akan menjadi ladang utama dalam bagaimana guru berocok tanam dengan lebih baik, dan seterusnya dan seterusnya dengan disesuaikan dari hasil pengenalan dan pemahaman Standar Nasional Pendidikan .

Jadi fungsi guru delam berbagai sisinya, sangat di butuhkan dalam hal ini, setelah mengenal lebih jauh maksud Standar Pendidikan, akhirnyadapat menentukan cara yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar. Tidak hanya itu namun juga bagaimana menentukan evaluasi yang akan di lakukan kedepan, pembinaan dan pembentukan karakter, kepribadian dan juga penanaman budi pekerti yang luhurdan segala pengetahuan dan penanganan terhadap problema yang terjadi di lapangan dan bagaimana pemerintah sudah menstandarkan unsur-unsur partikelirnya. Oleh karena itu disarankan adanya pelatihan dan penyuluhan ataupun seminar yang mengulas sisi lebih dalam dari pemahaman tentang Standar Nasional Perndidikan dan hubungan antar poin-poin di dalamnya di hubungkan dengan kesuksesan proses belajar mengajar yang berkualitas yang akan diterapkan oleh tiap agen dalam proses didik mendidik. Sehingga kedepanya guru tidak hanya melulu beranggapan bahwa apa yang baik bagi anak didik adalah apa yang dia ketahui secara seihak tanpa dasar yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan. Apalagi tanpa menilik dasar hukum dan ketetapan yang dibuat pemerintah sebagai pemonitor arah, tujuan pendidikan bangasa. Kemudian pada akhirnya lebih jauh lagi mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia lebih terarah dan berkembang lagi menuju kemajuan yang pasti.



DAFTAR PUSTAKA


Dawam, Ainurrofiq. 2010. Kiat Menjadi GURU Profesional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soetjipto dan Raflis kosasi.2004.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta.
http://www.google.com/standar-nasional-pendidikan/definisi-analisis-dan-pembahasan.html. Di unduh pukul 14.26 WIB tanggal 6 November 2011.
Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 19 tahun 2007 tanggal 23 mei 2007
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Penjelasan atas Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 dan No. 19 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
www.bnsp.org





Pemuda muslim dalam aksinya

Peran Pemuda Muslim dalam Revitalisasi Fungsi Masjid sebagai Sentral Dakwah Islam Revolusioner Demi Kemajuan Islam yang Berkelanjutan

Dalam kamus dunia pemuda, kebingungan besar adalah dalam kemana dan bagaimana arah penyaluran tenaga dan semangat ekstra kalangan muda untuk disalurkan dalam bentuk tindakan yang riil. Kebanyakan mereka terjerumus dalam paradigma-paradigma kotor yang kian menyudutkan dunia islam sesungguhnya, Hedonisme dan konsumerisme contohnya, seolah menjadi trend pemuda masa kini. Diikuti juga dengan pemikiran yang juga tidak patut di anut oleh pemuda, apalagi pemuda muslim yang diarahkan oleh Al-qur’an dan Sunah Sahihah, Radikalisme, Liberalisme, rasisme, fasisme, anarkisme, totalisterianisme, dan seterusnya dan seterusnya. Mereka inilah golongan sosial yang berada di persimpangan jalan, Prilaku sosialnya masih diombang-ambingkan oleh nilai sosio-kultural lingkungan yang bersentuhan dengan kehidupannya(Erickson).
Membahas mengenai peran pemuda muslim dalam era globalisasi menurut pendangan penulis, masih bersifat sangat luas dalam cakupan dan pembahasan, oleh karena itu untuk memperinci dan mengkongkritkan langkah dan strategi untuk membahas kemana seharusnya energi luar biasa yang dimiiki pemuda, terutama pemuda muslim yang dibekali dengan sari pati ajaran Diinul Islam yang memuliakan akhlak dan pribadinya untuk disalurkan, penulis berinisiatif untuk mengkerucutkan dan menyempitkan bahasan diatas menjadi bagaimana peran Pemuda dalam pem-vital-an kembali peran stuktural dan fungsional Masjid dalam sentra dunia dakwah islam yang luas, demi tercapainya kemajuan islam yang berkelanjutan.
Hal ini menjadi suatu hal yang penting bagi golongan pemuda yang punya tanggung jawab besar untuk ber-Amar makruf nahi munkar seiring dengan pertumbuhan jasmani rohaninya menuju insan yang dewasa. Karena pada hakikatnya, menjadi insan dewasa bukanlah karena tingkah laku yang ada padanya, melainkan karena seluruh sifat kemanusiaan yang dimilikinya, yaitu fitrah yang membuat manusia berkeinginan suci yang secara kodrati cenderung kepada kebenaran. Sebagaimana firman Allah :
”Hadapkanlah seluruh dirimu itu kepada agama (Islam) sebagaiman akamu secara kodrati memihak kepada kebenaran. Itulah fitrah Allah yang telah memfitrahkannya kepada manusia.” (QS Ar-Rum:30).
Yang dimaksudkan dalam ayat diatas adalah bahwa sejatinya secara kodrati prilaku masyarakat muslim cenderung mengarah pada kebaikan, tinggal bagaimana menjaga dan memaksimalkan kondrat tersebut untuk terus berada pada track yang lurus. Dalam hal ini pemuda muslim pun diperintahkan untuk mempunyai peran fungsional sebagai agent of change atau agen perubahan dalam berbagai bidang, khususnya dalam rangka memperkokoh dan memantapkan ruh keislaman penganutnya, menyebarkan dakwah yang memuliakan pendakwah sekaligus objek dakwahnya secara luas.
Secara jelas dan implisit disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim bahawa salah satu dari tujuh golongan yang akan dinaungi oleh pertolongan Allah di dunia dan di akhirat sebagai kekasih-Nya adalah pemuda yang hatinya selalu terikat dengan masjid. Hal ini menjadi ciri sekaligus dasar hukum yang kuat untuk memaksimalkan peran pemuda muslim dalam masjid dan memainkan peran masjid yang begitu luas untuk mencapai tujuan-tujuan dakwah islam.
Menilik sejarah masa lalu untuk mengetahui urgensi masjid bagi kaum muslimin. Ketika Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Beliau singgah terlebih dahulu ke suatu daerah bernama Quba, beberapa kilometer sebelum Yatsrib(Madinah). Ternyata yang dilakukan Rasulullah tidaklah hanya singgah dan beristirahat dalam perjalanan yang mencekam dan melelahkan itu, tetapi beliau bersama sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq singah disana dengan maksud mendirikan masjid yang kemudian dikenal dengan masjid Quba. Setelah beliau dan sahabatnya sampai di Madinah, Program utama dan yang pertama beliau canangkan dalam pembangunan fisik adalah mendirikan masjid yang dikenal saat ini dengan masjid Nabawi. Ini merupakan Isyarat penting dari Rasulullah SAW bahwa masjid adalah sesuatu yang sangatlah penting bagi umat islam. Termasuk juga peristiwa Isra Mi’raj, suatu peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan hidup dan perjuangan Rasulullah SAW. Peristiwa ini belangsung dari masjid ke masjid, yakni Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian naik ke Siratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram(Al-Israa’:1).
Karena itu, kalau boleh diibaratkan, masjid bagi umat islam seperti air bagi ikan. Ikan tidak akan bertahan lama dalam hidupnya kalau dipisahkan dari air. Ini artinya, jiwa begitu juga ruh keislaman seorang pemuda muslim tidak akan kokoh ketika tidak suka pergi ke masjid atau tidak memperoleh pembinaan dari masjid. Jadi tidak heran ketika masjid menjadi asas utama dan terpenting bagi pembangunan masyarakat islam. Karena, masyarakat muslim tidak akan tersentuh secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah, dan tatanan islam. Hal ini tidak akan dapat ditumbuhkan kecuali melalui semangat masjid.
Dengan demikian, jelaslah bahwa masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin, yakni dalam rangka memperkokoh dan memantapkan ruh keislamannnya. Ini berarti masjid harus dikembangkan kearah pengokohan jiwa keislaman dari kaum muslimin. Lebih rinci lagi, masjid mempunyai fungsi dan kedudukan; pembinaan keimaan, sarana pembinaan masyarakat islami, sarana pengokoh ukhuwah islamiyah, sarana perjuangan baik dalam perjuangan memperbaiki akhlak masyarakat, memperbaiki ekonomi dan kesejahteraan,meningkatkan ilmu, juga dalam fungsi tarbiyyah atau pendidikan secara luas.
Mengingat peran dan fungsi yang begitu urgent dan kompleks, sayang sekali untuk melewatkan peran pemuda muslim dalam manajemen dan pengaruhnya dalam memberi warna terhadap perjuangan dakwah lewat masjid yang sudah sangat luas cakupannya tersebut. Jika dihitung secara kuantitas jumlah masjid, musholla, surau, atau menuasah di Indonesia yang tidak kurang dari 700.000 masjid. Artinya apa? dengan keberadaannya yang sangatlah banyak dan mengakomodir jamaah-jamaah muslim di indonesia, jika keseluruhannya memerankan peran sebagai mana mestinya, maka masjid akan betul-betul menjadi sarana memajukan dakwah islam juga memajukan kehidupan bangsa. Bahkan di zaman Rasulullah SAW, masjid bukan hanya menjadi tempat pelaksanan peribadatan, tetapi juga sebagai tempat pertemuan, tempat bermusyawarah, tempat perlindungan, tempat kegiatan sosial, tempat pengobatan orang sakit, tempat mengatur siasat perang, tempat penerangan dan madrasah ilmu, juga tempat berdakwah terhadap golongan non muslim.
Pertanyaan selanjutnya yang kemudian muncul adalah kenapa harus generasi muda yang akan memainkan peran yang cukup penting ini termasuk memakmurkan masjid?. Karena hakikatnya, Pemudalah yang sekiranya menjadi elemen yang cukup penting dalam proses pembaharuan islam. Selain usia muda merupakan fase berkumpulnya kekuatan (potensi) yang maksimal, mereka juga merupakan orang-orang yang dikenal memiliki idealisme tinggi, tidak memiliki beban dan sangat objektif dalam menyuarakan setiap aspirasi, meski harus diakui adanya kelemahan terutama kematangan berpikir dan minimnya pengalaman.
Islam sendiri menempatkan pemuda pada tatanan yang sangat strategis dalam melakukan berbagai perubahan menuju kejayaan umat.
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”(QS. Al-Kahfi/18 : 13)
Ayat ini mengisahkan para pemuda ashabul kahfi (penghuni gua) yang lari menjauhi kaumnya untuk menyelamatkan aqidahnya dan tidak mau mengikuti arus kesesatan karena mereka tegar memegang prinsip kebenaran.
Hal yang serupa yang di perjuangkan oleh Nabiyullah Ibrahim muda, dengan penuh kebernian menegaskan perannya dalam memberantas kekufuran sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an:
“Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata, "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang lalim." Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim." (QS. Al-Anbiyaa/21:57- 60).
Pemuda jualah yang menjadi salah satu pilar penopang aktivitas dan kemakmuran sebuah masjid. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi dan nasib sebuah masjid tanpa aktivitas pemudanya.
Masa depan masjid itu menjadi suram, karena salah satu tolok ukur bagaimana keadaan masjid pada lima, sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun mendatang tergantung pada kondisi pemuda masjidnya di masa sekarang.
Nah, untuk mengembalikan peran pemuda yang begitu menggairahkan dalam mencapai tujuan besar diatas, hendaknya ketika masjid yang akan kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Apalagi, aktivitas masjid masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang, karena perlu diperhatikan juga generasi muda yang mulai harus diajak untuk berperan didalamnya, dan aktifitasnya tidak hanya melulu hanya sebatas ibadah ritual saja. Oleh karena itu, semestinya masjid menyentuh dan melibatkan semua kelompok jamaah dari kanak-kanak, pemuda, orang dewasa, sampai orang lanjut usia sekalipun. Disamping itu, pelibatan peran juga tidak memandang dari segi gender, apakah jamaah pria ataupun wanita, si kaya atau si miskin, yang berpendidikan tinggi ataupun rendah, semuanya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif. Tegasnya semua anggota masyarakatyang menjadi jamaah masjid harus mendapat pembinaann dari masjid, sehingga meningkatkan ketakwaan mereka terhadap Allah SWT. Oleh karena itu penulis berpendapat, seharusnya masjid memiliki program yang banyak dan berfariasi sesuai kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya, menyiapkan fasilitas fisik yang memadai, manajemen kepengurusan yang solid, dan administrasi yang baik.
Sebagai contoh, peran masjid dimasa krisis tahun 1998 yang justru masjidlah yang menjadi sentral penolong ummat dalam usaha survive dalam kondisi krisis, mengadakan pengumpulan sembako-sembaako murah, pengajian-pengajian yang sifatnya memenangkan kondisi batiniyah yang mulai goyah dengan adanya krisis, dan lain sebagainya.
Sebagai penutup, Sejatinya dalam menanggapi issue dan masalah yang bersifat kepemudaan seperti pengaruh kristenisasi, paham-paham yang menyeleweng, ajaran sesat, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan ketika kemudian justru pemuda-pemuda muslim disibukkan oleh kegiatan masjid, terbimbing dan diberi pondasi sejak awal tentang akidah islam yang haq, berkemajuan dan rasional. Demikian seharusnya upaya semua elemen yang perduli terhadap dakwah dunia islam untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas jamaah yang akan memakmurkan masjid.
Sehinga di kemudian hari kejayaan islam akan kembali menegaskan warnanya, sehingga tidak setiap pintu hati umat muslim ditenggelamkan, kecuali dengan banjir kemuliaan islam, sebagaimana Rasulullah SAW pernah besabda:
“Perkara ini (yaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran. “(HR ibnuHibban no. 1631-1632)
Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, yaitu mengembangkan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali pada kejayaannya. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu mensukseskan rencana tersebut.
Wallahu alam bissawab.
16-17 November 2011
Fauzisar El Lambunjiy








DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Repubilik Indonesia. 2008. Al Qur’an dan tafsir juz 1-30.   Jakarta : Pustaka Depag
Rais, Amien. 1998. Mengatasi Krisis Dari Serambi Masjid.   Yogyakarta : Pustaka pelajar
Yani, Ahmad. 2009. Panduan Memakmurkan Masjid.  Jakarta : Al Qalam



BIODATA PENULIS
Ave Suakanila Fauzisar, Penulis adalah salah satu pengurus Badan Pimpinan Harian (BPH) masjid Al-wasyi’i Kampus Universitas lampung. Mengambil studi tahun pertama di Universitas yang sama pada program Pendidikan Biologi. Aktif menulis lepas, tulisannya sudah cukup banyak di muat di media informasi baik regional maupun nasional.

Tuesday, November 1, 2011

Mahasiswa Telatan jilid I


Ini menjadi hal yang lucu ketika temen2 kepaksa diusir g boleh masuk kelas gara gara telat hanya beberapa menit... saya pribadi sih g mempermasalahkan hal ini ... tapi  teman saya.. terlihat depresi menerima kenyataan ini... sediiiihh.. . sepertinya.. . .hho..  
Saya dan teman saya satu lagi, sebut saja si J, hanya bisa melakukan hal seperti ini.. ya.. itung2 menertawakan nasib.. kekekekeke...
Bukan hal prinsipil sebenarnya... waktu kuliah yang menabrak jam2 sholat sedikit menyulitkan kita memanaje n memperkirakan waktu kuliah sesuai dengan perjanjian kontrak kuliah sebelumnya. .  lagi lagi saya bukan berniat mencari alasan.. tapi tadi coba saya tekankan kepada teman saya yang sedih tadi,sebut saja Si A, pertimbangan bahwa kita sebenarnya belum telat dari waktu kesepakatan, tadi mungkin dosennya terbawa emosi, masuk kelas, kelas sebelumnya berkotor2 ria dan kita kelas selanjutnya hanya diam2 saja, belum disiapkan LCD karena jadwal piket mengambilnya memang teman2 dari gender laki2 ...ya...  jadilah yang karena beliau masuk lebih awal menganggap kita yang baru masuk beberapa  menit sesuai jadwal, dianggap telat berdasarkan waktu alias jam dari dosen itu sendiri, mengukur waktu beliau mulai masuk kelas tersebut. Teman saya masih cukup sedih.. dan akhirnya sekarang pulang,... saya si takutnya setelah kejadian ini terjadi apa2 yang diluar perkiran saya.. klo itu terjadi kan saya ikut repot juga .. hhhoo..
Tadi sempat saya sampaikan bagaimana waktu kuliah yang terbuang gara2 diusir ini bisa menggantikan ketidak-adaan kita di kelas dosen bersangkutan, ya.. istilahnya mengganti pelajaran yang hilang, artinya kan tidak begitu masalah ketika kita tidak hadir dalam kelas tersebut asalkan kita tau dan sudah faham dengan materi dalam kelas tersebut, dan yang jelas, konsekuensinya ujian apapun yang akan diberikan dosen bersangkutan mendatang, termasuk kuis2, atau apapun itu.. ya.. kita tetap “bisa” mengerjakannya, tidak kalah dengan teman2 yang hadir sebelumnya dalam kuliah atawa kelas dosen bersangkutan.
Prinsipnya kan begitu, tidak perlu pusing2 merenungkan keadaan.. sampai mau bunuh diri, marah, parah lagi .. pindah agama... dst dst...  seperti kita kita aja sih.. tertawa lepas.. batin saya... “all iz well...”.. *gebleg kuadrat mahasiswa satu ini.. kekekee... .
Artinya... untuk pelajaran... lain kali, ya usahakanlah tidak terlambat..  apalagi hanya gara2 tidur.. *maaf ya yang tersindir... kekeke..
Ya lihat saja, kalau kita mau bercermin, profesi guru 4-5 tahun mendatang adalah wajah2 kita sekarang.. bagaimana dunia pendidikan bisa maju kalau generasi pendidiknya adalah orang gabuk kuadrat macam teman2..?? , bagaimana dunia pendidikan indonesia khususnya, bakal maju sedangkan genersi pendidik mendatang adalah orang2 yang lembek, gampang sedih n terharu, g peka terhadap situasi kondisi.. g pinter mengambil hikmah bin pelajaran dari suatu kekecewaan yang mengganggu dan menimpa kita..? ya.. baiknya teman2 banyak ber-proses lagi... siapkan hal2 tersebut.. pupuk diri kita lebih sering... tanam n rawat karakter dan kepribadian kita.. supaya nantinya.. anak didik sekaligus penerus kita adalah cerminan diri kita yang bahkan justru lebih baik lagi..
aminnn.. wallahu alam bissawab..


Salam, jiwa2 yang kelewat tenang...... 

Sunday, October 16, 2011

Ibroh kependidikan


Ibroh ini penulis sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi penulis..
Awalnya begini... jum’at kemarin, 14/10. Pagi pagi, kegiatan pramuka di fakultas keguruan kampus saya mewajikan hal itu, memaksakan si akhirnya.. .entah ada tidaknya pihak yang merasa terpaksa atau tidak.. yang jelas saya berusaha tetap enjoy saja walaupun kenyataannya di SMP & SMA dulu tidak pernah ada Pramuka, yang ada Hizbul Wathan, mbah sekaligus nenek moyang pramuka, jauh sebelumnegara ini merdeka.. terinsirasi dari JPO (javanese padvinder organisation) akhirnya KH. A. Dahlan mendirikan hizbul wathan inni yang berarti “pembela tanah air”, yang memang benar, dibuktikan dengan perannya memerjuangkan kemerdekaan, memeberantas PKI waktu itu yang akhirnya menelorkan Sosok Jendral besar Soedirman yang tidak lain adalah kader, didikan pendidikan kepanduan Hizbulwathan, singkatnya pada masa pemerintahan Soeharto pada tahun 1960-an.. semua kepanduan  dilebur kedalam Pramuka, mau tidak mau karena pemaksaan ini akhirnya HW luluh melebur bersama Pramuka, dibuktikan dengan banyak asas2, preambul, dan juga sistem2,  yang digunakan dalam pramuka,  ssalah satunya yang masi saya ingat adalah dasar darma ke 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Akhirnya HW kembali lahir pada 1999 dan akhirnya mulai dikenal kembali di kalangan masyarakat INA, dari pulau jawakemudian meluas ke pulau2 disekitarnya.
Terepas dari masalah sejarah masa lalu itu, yang lebih penting adalah ibroh dibalik semua itu,.,
Singkat crita, saya terlambat dengan indah bersama teman saya yang satu profesi dengan saya, Takmir masjid kampus, dan singkat cerita saya tertangkap basah sebasah basahnya dengan pak T, yang terkenal  berkpribadian keras khususnya terhadap mahasiswa baru seperti kami. Langsung kami disodori selembar kertas utuk mencatat nama kami, ditanya alasan kenapa terlambat, dan jawaban kami adalah sama.. karena hari itu hari jumat, kontan saja secara sadar ataupun tidak kegiatan bersih2 di masjid lebih banyak, karena menyambut shalat jumat, entah bagaimana alurnya, yang jelas saya tidak pernah bahkan berniat mencari2 dan membat2 alasan untuk menghindar dari kesalahan (keterlambatan) saya ini. Saya hanya berkeyakinan dalam diri saya ketika ditanya kenapa capek2 menjadi takmir tau Marbot atau james bond  atau apalah bahasa kerennya. Yang jelas saya berfikir secara sepihak begini; ada banyak orang yang bertanya kepada saya “kenapa harus kuliah dan jaga mesjid? Saya kembalikan pertanyaan kepada penanya tadi : “kenapa kuliah harus ngekos.?? Adakah alasan yang kuat kenapa harus begitu,?  Kenapa harus dari kecil sampai bahkan bangkotan, kuliah masih tinggal dengan orang tua,?. Saya hanya menerapkan rumus yang saya percayai : untuk menjadi orang yang luar biasa maka jalan anda harus tidak biasa. Kalu orang rata2 hanya berbuat sebatas ini, maka kalau anda berbuat yang sama dengan yang mereka laakukan, maka apa bedanya anda dengan mereka?,. sayaingin menginspirasi banyak orang dengan jalan saya, menggerakkan revitalisasi tujuan utam kita hidup, buat pa lagi kalau bukan beramal pada sesama dan lingkungan di sekitar kita??, banyak terkadang organisasi2 sosial, partai politik atau Lembaga dakwah kampus yang sibuk membesar2kan namanya... dst dst..  tapi mereka lupa bahwa masjid kampus sebagai sentral segala kegiataan dakwah mereka pandang sebelah mata. . terkadang kita sibuk mempertanyakan apa yang telah masjid berikan kepada kita, air yang g pernah telat, kamar mandi yang bersih, karpet yang g bau, kipas angin yang urang dingin atau sekedar protes karna sandal atau barangnya hilang lantaran di tinggalkan di masjid, yang kadang dasarnya karena kesalahan mereka sendiri, tidak menitipkan barangnya, atau meninggalkannnya begitu saj karena lupa.. terlepas dari semua itu mereka lupa sebaliknya, apa yang mereka berikan pada masjid?. Seberapa besar kontribusi mereka dalam bentuk materiil ataupin non materiil seperti moril/, dukungan pada pengurus masjid yang sama2 masih menempuh studi, sama seperti apa yang mereka kerjakan di kampus.. bahkan dengan kondisi yang serba dikelilingi oleh keterbatasan contohnya, seberapa besar infak mereka tiap minggu?, dst dst,, pernahkah mereka berfikir hal itu,. Jadi saya rasa sebelum mengkritik dengan penuh sarkasme saya rasa mereka harus merenungkan hal itu. Aaahh.. . . saya terlalu seruius ini rasanya, curhat curahan hati... hehehehe.. .^_^.
  ----
Saya menghadap beliau, langsung menyalami dan cium tangan (trasidi baik FKIP universitas). Yang membuat saya heran sekaligus kaget adalah ketika beliau kontan membentak saya menyindir dengan penuh sarkasme yang kurang lebih menmojokkan saya sebagai Tkamir masjid, saya berharap beliau belum paham. “sudah pulang saja sana!, g usah kuliah aja lagi!, tasbih2 sana di masjid!, pulang sana bersih2in masjid!, .. g usah bawa2 alasan agama depan saya!.” Ya saya hanya bisa menanggapi dengan halus .. “maa pak sebelumnya , pak,, saya Cuma mau ikut kegiatan Pramuka, jadi izinkan saya walupun telat untuk tetap ikut. Jadi saya tidak perlu di maki2 sperti ini pak.. .”
Ya, saya pribadi sih menanggapi semuanya dengan positif, artinya semua kegiatan  yang saya lakukan tidak kemudian mengabaian kegiatanwajib di kampus.. saya paham betul itu.. tapi cara beliau dealing w/ the situation itu yang saya kecewa alias tidak suka.. kekerasan itu adalah cara paling uuuuuaaakhir yang kira2 paantas untukdigunakan , saya rasa tidak pernah ada situasi yang akan kelar denganmengutamakan kekerasan atau otot terlebih dahulu daripada otak.. coba kita ingat2 kenapa otak kita lebih besar daripada kepalan tangan kita? Itu artinya seharusnya kita mendahulukan penggunaan akal yang lebih efektif daripada tangan dan teman2nya.
Kemudian saya langsung pergi memenuhi permintaan beliau, nmun kemudian tetap ikut kegiatan pramuka tanpa sepengetahuan beliau.  Karena menurut saya buat apa saya bela2kan tetap piket tiap pagi apalagi hari itu hari jumat yang notabene kegiatan penyiapan shalat jumat sudah sejakpagi, n tetapsaya semangat ikut kegiatan.. malah diminta pulang,, mana yang di sebut pendidikan bagi saya hari itu.. ?? ckckc..  saya kemudian merenung.. lagu himne Guru terngiang kembali di telinga saya.. satu2nya profesi yang punya laagu yang dinyanyikan bahkan dari anak2 kecil ato mungkin anak yang masi dalam kandungan yang ibunya guru dan “cukup fanatik” dalam hal profesinya kemudian  memperdengarkan lagu tersebut kepada anaknya.. hahaha. . sampai2 anak2 kuliahan bahkan yang sudah tua2 (karena profesinya guru).. hehe. .. tapi yang lebih penting lagu itu yang “cukup” memebuat saya merinding.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Sebagai prasasti trimakasih ku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk
Dalam kehaausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa.
**maafkan kalau ada yang sala h dalam pengetikan atau apapun itu, saya dulu mendengar ini hanya ketika SD saja..
Akan kah teman2 yang sudah yakin dengan ikhlas sepenuh  hati mengabdikan diri menjemput profesi sebagai guru bangsa... ikut membantu mencapai visi mentri pendidikan untuk mencerdaskn bangsa, secara komprehensif dan kompetitif.. dst dst,, saja jujur merinding mendengar lagu ini, dari awal kita sudah dipuji2.. penuh dengan penghargaan terhadap profesi yang akan temen2 jalani kelak, saya yang mulai membuka diri untuk berdamai dengan kubangan takdir yang saya jalani sekarang saja berfikir.. 
Akankah nama kita sanggup selalu hadir dalam sanubari ank2 didik kita kalau yang dirasakan anak didik kita adalah ke-mencekam-an, ketakutan, kegelisahan, ketidaknyamanan dan seterusnya dan seterusnya?,
akankah kita sanggup menjadi pelita dalam hati anak2 didik kita kalau apa yang dilakukan anak didik kita ketika bertemu dengan kitaa adalah ketidak enak.an di wajah kita, ke-cmberut-an tiada terkira?. Ketika apa pembelajaran yang kita sampaikan sangat jauh dari profesionalisme, malah nantinya membuat anak didik kita semalaman tidak tenang dalam tidur, memikirkan akan diapakan besok ketika tidak bisa mengerjakan soal dari ibu/bapak guru.. ??
iyakah kita sudah menjadi embun penyejuk dalam kehausan anak didik kita akan ilmu2 yang justru hanya dengan kelebihan anak didik kita dalam berbicara (ribut) kemudian kita putus asa dalam menanganinya? Overcome dengan kondisi yang justru sangat membutuhkan kehadiran temen2 sebagai guru?. Sudah siapkah teman2..? 
mari kita sama2 merenung... .
benarkah kita  patriot pahlawan bangsa yang dengan tambahan kta “tanpa tanda jasa” semakin menyudutkan saya secara pribadi.. entah bagaimana dengan teman2.. saya pikr kemudian kalau motivasi temen2 untuk jadi guru hanya untuk mencari gaji dobel, tunjangan2 keamanan hari tua, aman anak istri karena dijamin negara,dst dst.. yng kemudian di tutup2i dengan niat yang kadang kita rekayasa supaya terlihat cukup mulia ;mencerdaskan bangsa, beramal, dst dst..  saya rasa teman2 tidak siap dan tidak pantas berada di lingkaran “setan” pendidikan ini..

jangan salah sangka kawan.. buka mata dan hati teman2..  jujur pada diri sendiri iyakah lagu sakral diatas pantas dinyanyikan dan di alamatkan kepada kita sebagai calon guru..?? yang jelas2 nantinya, ujng2nya, atau se-engga-nya berazam dari awal untuk jadi guru..???  sebuah tanda tanya besar yang teman2 harus jawab.. . .







Do the best n leave the rest (to god).

Sunday, October 9, 2011

CATATAN CAGUR GALAU(C2G)

Assalamualaikum wr. Wb..
Jujur… sebenarnya mata saya tidak telalu kuat tapitidak semangat sya untuk menuliskan kalimat2 yang hanya hasil dari seorang hamba allah yang tiada berdaya dengan nasib dan jalan yang telah di anugrahkan padanya.. sekali lagi sya katakan di anugrahkan pada kita. Bersyukurlah bagi orang yang mensyukuri tanda2 tersebut..
Saya ingin bercerita sedikit.. semoga bisa di ambil pelajaran darinya..
Saya sadar betul dengan apa adanya saya waktu itu.. jogja.. cita2 besar, kepercayaan diri dan persiapan matang membekali niat mulia saya .. tidak tanggung2.. Mentri kesehatan menjadi azam saya.. mewarnai mipi saya tiap kali terlelap.  Sesadar – sadarnya saya dengan semua itu, usaha yang begitu maksimal menurut saya tetapi takdir tetap milik allah. Memang manusia punya hak atas free will, act n choice, demikianlah yang menjadikan haknya pula atas semua hasil dari tindak tanduknya di dunia. Tapi takdir bukan terlepas dari itu. Allah tau n mengarahkan jalan kita.. dan itu tidak lama saya sadari setelah hasil yang saya capai jauh dari target.. perlu di ketahui lebih dari 16 fakultas kedokteran telah saya coba.. UNS, UNSYAH, UNSRI, UNSOED, UNIMAL, UNJAM,UMY, UNRI,  UNILA dan sisanya sya lupa.. mulai dari SNMPTN undangan, tulis, UMB, mandiri dan kawan2nya saya upayakan demi cita2 besar saya. Satu2 pengumuman mulai dating, kekecewaan saya membesar stiap kali itu dating dengan kabar buruk menurut saya.. jelas.. mungkin teman2 bertanya” apasih pentingnya jadi dokter.. paling2 hanya paradigm masa lalu yang ditanamkan org2 tua jaman kecil kita dulu”.  Bukan. Saya betul2 sadar.. dan punya maksud yang jelas.. saya punya anggapan begini dulu.. “ setiap kali saya dapat menolong orang yang tadinya punya peluang meninggal.. sehingga dengan melalui perantara saya atas izin allah pula orang tersebut bias pulih dan sehat kembali.. berbuat kebaikan.. dan terus menasehati dalam kebaikan dan takwa.. dan akhirnya punya keturunan.. keturunannya punya keturunan.. dst dst.. sehingga membentuk pohon bercabang tanpa batas.. maka kebaikan dan keikhlasan kita menolong orang tersebut akan menjadi bagian dari kebaikan untuk kita pula.. disamping ingin menolong n membenahi dunia kesehatan kita ini.subhanallah.. bayangkan begitu banyaknya hal itu. ” Jadi saya piker dulu guru pun kalah amal nya dengan hal ini..
Dan itu kiranya memotivasi teman2 di sekeliling saya yang hidup diasrama dengan saya.
Pada dasarnya saya adalah orang yang begitu optimis, tahan banting, dan sama sekali anti-reckless. Tapi ingat kawan. Kesuksesan tergantung pada banyak hal, tetapi kebanyakan terbantung pada anda., pikiran anda,. Bagaimana anda menanggapi setiap kesulitan dan coaan yang dating itu. Teman2 saya mengira saya mudah mengeluh.. haha.. saya Tanya.. “anda baru berapa hari mengenal saya,?? “.. .  saya hanya berusaha memotivasi orang2 di sekeliling saya.. saya pikir ini jalan yang “hadiahkan” dengan alas an yang jelas kok bagi saya.. dan saya yakin bagi teman2 yang sadar akan hal itu.. percayalah.. ada kebaikan di balik “rencanaNya”. Ini terbukti.. akhirnya dengan bahasa saya—“terjerembab di kubangan takdir”—saya menjadi mahasiswa unila.. menjadi pelayan rumah Allah di mas-kam Al-wasyi’I, marbot atau takmir lebih kerennya.. atau james bond alias jaga mesjid dank ebon  UNILA. Itu semua bukan tanpa alas an bukan.. hari hari berlalu dikelilingi teman2 yang imut2 menurut saya.. entah temn2 mau tidak dikatakan seperti itu.. terbuka pikirannya.. dan satu yang terpenting peduli__amiiien.. hehehe..  jdi malu.. biologi sebagai penggerak “dakwah” hidup kita nantinya.. sebagai dokter jiwa, arsitek pradaban n moral anak bangsa, penegak hukum paling awal dalam sejarah pengenalannya pada anak didik, petani yang menggarap tumbuh kembangnya bangsa kita, yang membahasakan kebaikan, membuat batas baik dan benar.. amanah dengan tanggung jawabnya.. dst dst,, (mengingat ini saya jadi merinding dengan tugas berat tanggung jwab kita sebagai pendidik dan perserta didik(karna pada dasarnya kita juga belajar)).
Saya yakin.. teman2 akan menemani saya untuk tidak pernah mengeluh dengan hadiah ini bukan..?.  akhirnya saya merasa beruntung hadir mewarnai hidup kalian, hadir di tengah2 kalian, dengan ke-kalem-an saya berbalut canda tawa saya rasa adalah obat yang ampuh menyembuhkan luka hati saya (padahal g luka)
. . benar…  masih banyak kesempatan.. . ambillah hikmah dari apa yang ada sekarang. . . yakinlah bayak hal baik disini.. .lagi2 saya memaksakan anda untuk percaya..  (jadi pengen nyanyi lagu nya Vince gill-I still believe in you) haha, , semangat kawan .. banyak orang yang lebih “tidak beruntung dari kita”. Dan akhirnya.. mendekatkan diri kepada allah adalah ending sebagai pilihan yang tepat.. wallahu alam bissawab..
Wassalamualaikum wr. Wb.


Visitors

BUKU TAMU

Pop up my Cbox
Powered by Blogger.

Followers