Hati II
Subuh dan keruh selendang kabut
bukan sebaris tembok tinggi sepagi itu
yang menghambur melahap tujuku
Kulihat bulan sebiji kuku malam lanjutnya
Melengkungkan keningnya disamping Randu
Semburatnya tak sempat memantul lantai persawahan
Dan semakin meragu di tepian kubangan hatimu
Aku jujur meragukanmu
Meragu sehelai dua hatimu
yang tercecer dekat pematang mata kakimu
Dan sehelai lagi tergantung di ladang sukmamu
Aku kembali meragukan kedatangan senja biru itu
Meragukan semilir punggung panggung pertunjukan angin itu
Kemudian tak lama menguap melaju biru laut anganmu
Aku kembali meragukan merah hitam malam hujan matamu
Hati yakinku hanya sasar mampir di berandamu
Menanyakan kepemimpinan gubuk hatimu
28 juni 2011
Fauzisar el lambunjiy