Tantangan Serius Menyentuh Hati Objek Dakwah
Assalamualaikum warahmatulahi
wabarakatuh,
Menjadi pembahasan yang menarik,
bukan suatu yang mendasar yang akan penulis sampaikan dalam kaitannya dengan
berkecimpungnya penulis dalam dunia dakwah, adalah dalan strategi dasar dan
inovatif dalam ber dakwah ( daa’a-yad’u), mengajak, merekrut dan maintaining.
Sebenarnya ada peta strategi sistematis yang akan penulis distribusikan pada
beberapa poin dan teori.
Dalam diskusi penyaampaian agama
islam, mengajak atau mendakwahkan ajaran yang sudah kita terima tentang indahnya islam adalah
kewajiban setip mu’min, bahkan ada ungkapan yang sering kita dengar
“sampaikanlah walau hanya satu ayat” satu ayat disini bisa bermakna memang betul
satu ayat dalam al-qur’an atau yang lebih jauh dari itu, ayat: isyarat,
kebaikan dari Allah yang memberikan isyarat ilahiah yang justru banyak dari
kita tidak bisa menafsirkan dan mengeja akan hal baik tersebut, baik dari
al-qur’an dan sunnah karena pemahaman dan keilmuan tidak dimiliki secara
keseluruhan oleh masing-masing kita, oleh karena itu diperlukan subjek aktif
dakwah untuk memahamkan pada masyarakat luas, akhirnya tidak hanya pada istila
dakwah yang sifatnya khosuson pada ranah yang belum muslim menjaadi muslim,
namun juga tajdid, yakni yang sudah muslim lebih faham dan menjadi muslim
sejati yang faham dan patuh terhadap konsekuensinya.
Berkaitan dengan judul, penulis lebih
suka kemudian ketika upaya yang tidak ringan yang kita emban, bukanlah menjadi
suatu beban atau sesuatu yang memberatkan, namun jauh lebih baik kita arahkan
pada tantangan serius, yang harus kita hadapi dengan sepenuh hati.
Ada teladan yang baik yang perlu saya
sampaikan dari teman penulis di masjid, Beliau menjadikan dakwah, bahkan
menjadi motto utamanya, “Dakwah sebagai maksud hidup!” beliau juga
menggemborkan bahwa dakwah bahkan menjadi tulang punggung agama untuk tegak,
kuat dan kokohnya tiang penyangga syiar islam kita. Artinya apa, bahwa halyang
menjadi poin dasar dan sangat penting, adalah kembali pada diri pribadi kita
masing-masing sebagai orang yang bersiap ataupun sudah berkecimpung dalam dunia
dakwah, yang sudah paham sekalipun, yakni kembali pada komitmen masing-masing kita dalam berdakwah,
motif dan motivasi yang kuat harus betul-betul kita cari, kita gali dan kita
tanam sehingga menghasilkan buah dari upaya ikhlaskita dalam berdakwah, ya..
komitmen yang kuat. Apa landasan kita? Keutamaan apa yang akan kita dapat dalam hal ini? Apa
konsekuensi baik dan buruk yang akan kita dapat?, mestinya pertanyaan tursebut
perlu kita pertimbangkan dan kita cari jawabannya.
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung”(Ali imran :104).
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”(Ali
imran :110).
Beberapa ayat diatas perlu patutnya
kita kaji lebih lanjut, kta maknai tafsirnya sebagai landasan jalan panjang
yang akan kita lalui. Teori selanjutnya yang perlu kitaketahui bersama adalah tentang
ma’rifah, ilmu tentang mengenal, mengenal siapa kita, siapa objek dakwahkita
dan apa yang akan kita sampaikan sebenarnya pada objek yang cakupanya luas ini,
artinya sebagai subjek, secara langsung kitamenjadi objek dakwah juga, ka rena
pada dasarnya selain apa yang kita dakwahkan pada orang lain mengenai suatu hal
baik, maka sekiranya, pun kita mendakwahi diri kitamasing masing, jadi tidak
perlu merasa alim dan sempurna dulu untuk mengajak orang lain pada kebaikan,
kalau harus menunggu kita melakukan dengan sempurna apa yang akan kita
sampaikan pada objek dakwah kita, kemudian kita urung untuk
menyampaikannyakarena alasan tersebut, lantas siapa lagi yang akan menyentuh
mereka?. Namun, akan menjadi hal yang sangat baik, ketika apa yang kita
sampaikan betul-betul sudah kita lakukan.
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan”(As-shaff:3)
Teori yang selanjutnya adalah
pemahaman dan kapasitas dan kapabilitas kita sebagai penyampai, pemahaman
intelektual, kemampuan berfikir dan berbicara, kepribadian dan seterusnya yang
tidak kalah penting dalam setiap dakwah atau rekruitment yang tidak hanya
bahkan dilakukan oleh umat islam, namun juga umat beragama yang lain, lantas
pertanyaannya adalah apa yang membedakan antara dakwah islam dan dakwah
lainnya?. Al-Quran menjawabnya dengan gamblang.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut[162]
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui(Al Baqarah: 256).
Tidak ada paksaan sama sekali. Ya,
selanjutnya dakwah harus disampaikan dengan berani, percayakan pada diri
teman-teman semuanya bahwa apa yang kita sampaikan adalah hal yang baik, kenapa
hal yang baik perlu di sembunyi-sembunyikan, justru kalah tenar dengan
kemungkaran yang berani dengan terang-terangan menyatakan kemungkaran. Organ
tunggal, acara televisi yang bermuatan mungkar contohnya, dan lain-lain.
Artinya syiar islam haruslah menjad perhatian penting didalamnya.
Dan yang tidak kalah penting adalah
sinergi dari keseluruhan materi-materinya, sinergi menjadi puncak dari semua elemen,
mengkolaborasian yang mantap ditambah dengan pendekatan diri dan amalan kita
kepada Allah, dengan segala ridho dan izin Beliau, semuanya tidak akan beralan
dengan lancar. Akhirnya, urusan memikat atau menarik jamaat adlah urusan Allah
apabila yang kita sampaikan adalah ayat-ayatnya. Ditambah usaha ikhlas dari
kita maka insyallah jalan dakwah kinta yang tidak mulus-dan lurus-lurus saja
ini akan dipermudah oleh-RahmatNya.
Wallahu Alam bissowab.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Al-Wasi’i, 1 Januari 2012