Kikuk dan rapuh adalah teman bercumbu
batang hatiku
Merah Muda dan gelas gelas mia
sore itu mengaduk-aduk pangkal pikiran
dua tiga hari setelahnya
tidak, bukan dua tiga, tidak berbilang pastinya
entahlah
Terakhir malah, keakuanku menghitamkan
pendarnya
dan kelancangan itu dibalas Tuhan
O, semak belukar mulai mendendang
kuntum rasa bersalah itu