Pak Bagus,
Tersenyumlah.
Sore ini, saya
menemukan kembali siapa saya, terakhir kemarin, di Bandung saya menghadiri
International Muslem Studen Summit, dan disana pula saya memulai benah2
kehidupan saya yang saya rasa butuh di
up grade dan di tambah installan software kehidupan terbaru yang bisa memacu
hardware yang bekerja dalam tubuh saya untuk dapat kembali aktif
mengingat-ingat dan mengejar segenap impian saya yang kian terbang dihapus
kenyataan. Ya, hidup adalah pergumula n antara impian dan kenyataan. Percumbuan
antara keduanya akan lahir dua anak kebaikan dan anak masalah. Keduanya baik
bagi manusia, ya, manusia yang haus akan pembelajaran rabbani yang selalu ada
dalam setiap pemberhentian renungan hidupnya.
5 hari disana, dan
banyak interaksi sosial yang saya
lakukan, berkenalan dengan banyak saudara dari berbagai wilayah di
indonesia, bahkan dunia, teman dari sudan, Malaysia, Filipina, Brunai, dst.
Membuat impian saya dahulu kembali saya ingat2.. saya dulu pernah ingin pergi
keliling dunia, pernah ingin backpackering ke Bali, ke Australia untuk
belajar.. menghirup udara dingin diatas jembatan Yarra river dan menghadap
matahari terbit dengan segelas kopi di tangan. Sungguh, sebalumnya, yang
demikian sudah jauh menguap setelah diri ini terdampar di pulau sendiri setelah
sekian lama merantau di pulau orang dan menancapkan bendera mimpi2 saya disana.
Bahkan mungkin menggali sumur cinta disana?.
Sore ini, Pak Bagus,
Dosen Geofisika di Universitas Lampung, tempat yang saya kata kan saya terdampar
disana, yang setiap selesai shalat, terkadang memijat dan merangkul Saya dan
memperlakukan saya hampir seakan2 anakanya sendiri, sampai2 saya terkadang
merasa tidak nyaman akan kehadiran beliau. Dan hal ini pun dirasakan oleh
penguni masjid (Dewan kemakmuran masjid, yang saya ceritakan sebelumnya, saya
tinggal di masjid), demikian pula kak Hendra yang justru ka\dang menghindar
dari beliau, umurnya hampir kepala 5 saya rasa, tapi tidak kunjung menikang,
ini yang sampai sekarang saya belum menemukan apa alasan beliau, hampir sama
dengan imam masjid bapak Dzakwan yang seperjuangan dengan pak Bagus yang belum
juga menikah di umur yang sudah tidak muda itu… ya sore ini saya masbuk dan
beliau shalat tepat disamping saya, dan usai shalat, saya berdiri untuk membayar
1 rakaat lagi, beliau segera beranjak, tidak seperti biasa, dan saya mencium
bau kemarahan dari beliau.. mengingat di hari-hari sebelumnya, saya di telfon
dan di wanti-wanti oleh beliau supaya mengambil hasil SNMPTN saya di UGM yang
terakhir, Alhamdulillah masuk di FK UGM, saya bimbang dsalam keyakinan saya
untuk tidak mengambilnya dan tetap pada pendirian saya untuk kuliah di FKIP
UNILA setelah sms-sms beliau yang membombardir saya, ya, beliau mengatakn
mungkin saya sudah Dzalim untuk membuat orang yang berkeinginan seperti
saya(sebelumnya; jadi dokter) dan tidak
berhasil masuk. Maka saya menutup jalan orang lain yang mungkin, justru
betul2 punya keinginan lebih dari saya untuk menjadi dokter katakanlah. Dengan
berbagai data yang beliau berikan kepada saya. Yang saya rasa justru sifatnya
memaksa dan mengintimidasi saya. Tapi yakin dalam diri saya, akan saya ganti, apa yang telah saya lakukan
hari itu untuk yang lebih baik. Akan saya buktikan itu.
Pak bagus, akan saya
buat wajah anda tersenyum lagi. Percayalah.